BIREUEN, Dalam upaya membentuk karakter peserta didik yang jujur dan bertanggung jawab, Kepala MTsN 2 Bireuen, Dr. Ansari Hasan, S.Pd., M.A., mengambil terobosan signifikan dengan mengintegrasikan nilai-nilai anti-korupsi ke dalam proses pembelajaran berbasis platform digital. Kebijakan ini merupakan bagian dari komitmen madrasah dalam mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga berintegritas tinggi.

Langkah ini menjadi sangat relevan di era digital, di mana siswa menghabiskan banyak waktu dengan perangkat teknologi. Daripada melihat teknologi sebagai ancaman, Dr. Ansari Hasan justru memanfaatkannya sebagai media yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai luhur.
“Pendidikan anti-korupsi tidak boleh hanya menjadi slogan di dinding. Ia harus hidup dalam setiap aktivitas pembelajaran. Platform digital yang akrab dengan dunia siswa hari ini adalah kanal yang sangat strategis untuk menyampaikan pesan-pesan integritas, kejujuran, tanggung jawab, dan sederhana dalam bentuk yang kreatif dan menyenangkan,” ujar Dr. Ansari dalam penjelasannya, Senin (06/01/25).
Integrasi nilai anti-korupsi ini diwujudkan dalam beberapa bentuk praktis, di antaranya:
Modul Digital Interaktif: Guru-guru didorong untuk membuat atau menggunakan modul digital yang menyisipkan cerita, studi kasus, dan simulasi terkait perilaku anti-korupsi. Misalnya, dalam pelajaran Matematika, soal cerita bisa berkisah tentang kejujuran dalam berjualan. Dalam pelajaran IPS, dibahas mengenai dampak korupsi bagi perekonomian negara.
Proyek Kolaboratif Berbasis Platform: Siswa diberikan tugas kelompok melalui platform seperti Google Classroom atau Microsoft Teams. Penilaian tidak hanya pada hasil akhir, tetapi juga pada proses kolaborasi yang transparan, pembagian tugas yang adil, dan tanggung jawab masing-masing anggota—cerminan dari nilai-nilai anti-korupsi seperti keadilan dan tanggung jawab.
Kampanye Digital Internal: Membuat poster digital bertema anti-korupsi yang disebarluaskan melalui grup-guru pembelajaran dan media sosial madrasah.
Inisiatif yang digagas Dr. Ansari ini mendapat sambutan positif dari para guru dan tenaga kependidikan. Mereka melihat hal ini sebagai panduan konkret untuk mengimplementasikan pendidikan karakter di kelas digital.
Salah seorang siswa, Aulia, mengungkapkan bahwa pembelajaran menjadi lebih bermakna.
“Lewat tugas-tugas digital, kami tidak hanya belajar teori, tapi juga langsung mempraktikkan kejujuran, misalnya dengan tidak mencontek saat kuis online dan mengerjakan tugas dengan karya sendiri,” ujarnya.
Diharapkan, dengan pendekatan yang modern dan sesuai dengan zaman ini, MTsN 2 Bireuen dapat menjadi pelopor dalam pendidikan karakter yang menghasilkan lulusan yang tidak hanya unggul dalam IPTEK tetapi juga berlandaskan IMTAQ dan integritas yang kokoh, siap menjadi agen perubahan anti-korupsi di masa depan.